Kualitas Destinasi Pariwisata, Sapta Pesona dan Pemasaran

September 1, 2011 at 1:46 pm 19 komentar


1. Kualitas Destinasi Pariwisata

Apabila suatu destinasi berupa daerah, resort, kawasan, atau objek dikembangkan, maka kedatangan wisatawan akan meningkat. Peningkatan dari waktu ke waktu terjadi sangat nyata. Pada umumnya perkembangan ini mengalami 4 (empat) tahap.

  1. Tahap pertama merupakan awal dari perkembangan, ditandai dengan jumlah wisatawan, tetapi kurang signifikan.
  2. Pada tahap kedua, jumlah wisatawan meningkat tajam.
  3. Tahap ketiga, Perkembangan jumlah wisatawan mulai melambat atau boleh dikatakan berhenti pada tahap ketiga. Pertumbuhan yang melambat ini bisa disebabkan karena terjadinya kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Terjadinya pertumbuhan jumlah wisatawan yang menurun bisa juga disebabkan karena mulai terjadi kejenuhan pasar wisata sebagai akibat ketidak puasan wisatawan terhadap pelayanan dan kualitas daya tarik wisata.
  4. Tahap keempat,  mulai terjadinya kerusakan pada daya tarik wisata. Kondisi seperti ini disebut daya dukung lingkungan pariwisata telah terlampaui. Pada saat demikian ini, upaya pembinaan pariwisata sangat diperlukan. Proses ini akan berulang terus.

 Pada hakekatnya kualitas daya tarik wisata dipengaruhi oleh daya dukungnya. Daya dukung pariwisata ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah jumlah wisatawan, aktivitas wisatawan, intensitas, pengaruh wisatawan, kualitas dan daya pulih secara alami serta tingkat pengelolaan.

Untuk dapat mempertahankan keaslian, keutuhan, dan kelestarian daya tarik wisata, pola pengembangan kepariwisataan alam didasarkan pada potensi dasarnya. Semakin rentan suatu kawasan, seperti desa wisata, cagar alam, suaka margasatwa, atau taman nasional, maka pengembangnnya harus berdasar potensi dasarnya tersebut.

Logo Sapta Pesona

Logo Sapta Pesona

Pengembangan berdasarkan potensi dasar, kemungkinan tidak dapat menghasilkan jumlah kunjungan wisatawan yang banyak dan meningkat tajam. Tetapi wisatawan berkunjung jumlahnya relatif sedikit dengan segmen yang kecil. Wisatawan yang berkunjung ke daya tarik desa wisata tersegmentasi yaitu pada wisatawan minat khusus. Perjalanan wisatawan yang demikian menginginkan suatu perjalanan yang berkualitas. Wisatawan akan dapat secara langsung kontak secara mendalam dengan objek alam atau masyarakat setempat. Sebagai konsekuensi pola perjalanan yang demikian adalah perjalanan yang lama sehingga secara tidak langsung meningkatkan lama tinggal wisatawan (length of stay). Barangkali perjalanan yang demikian menimbulkan belanja harian wisatawan (tourist expenditure) yang rendah namun mempunyai manfaat meningkatkan peluang kerja dan peningkatan penyebaran pembangunan yang lebih luas dan merata. Sebab in route benefit dari perjalanan wisatawan ke objek dan atraksi alam lebih banyak dan beragam.

 1.  Sapta Pesona

Sapta pesona merupakan sebutan bagi 7 unsur pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata di indonesia. Sapta Pesona terdiri dari:

  1. Aman.
  2. Tertib.
  3. Bersih.
  4. Sejuk.
  5. Indah.
  6. Ramah.
  7. Kenangan.

 1.          Aman (Keamanan).

Tujuan: menciptakan lingkungan yang aman bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan, sehingga wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya.

Bentuk Aksi:

  1. Tidak mengganggu wisatawan.
  2. Menolong dan melindungi wisatawan.
  3. Bersahabat terhadap wisatawan.
  4. Memelihara keamanan lingkungan.
  5. Membantu memberi informasi kepada wisatawan.
  6. Menjaga lingkungan yang bebas dari bahaya penyakit menular.
  7. Meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan fasilitas publik.

2.          Tertib (Ketertiban)

Tujuan: Menciptakan lingkungan yang tertib bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu nenberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan.

Bentuk Aksi:

  1. Mewujudkan budaya antri.
  2. Memelihara lingkungandengan mentaati peraturan yang berlaku.
  3. Disiplin/tepat waktu.
  4. Serba teratur, rapi dan lancar.
  5. Seua sisi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat menunjukkan keteraturan yang tinggi.

3.          Bersih (Kebersihan)

Tujuan: Menciptakan lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan.

Bentuk aksi:

  1. Tidak membuang sampah/limbah sembarangan.
  2. Turut menjaga kebersihan sarana dan lingkungan daya tarik wisata.
  3. Menyiapkan sajian makanan dan minuman yang higienis.
  4. Menyiapkan perlengkapan penyajian makanan dan minuman yang bersih.
  5. Pakaian dan penampilan petugas yang bersih dan rapi.

 4.          Sejuk (kesejukan)

Tujuan: menciptakan lingkungan yang nyaman bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang nyaman dan rasa ”betah” bagi wisatawan, sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan lebih panjang.

Bentuk aksi:

  1. melaksanakan penghijauan dengan menanam pohon.
  2. Memelihara penghijauan di daya tarik wisata serta jalur wisata.
  3. Menjaga kondisi sejuk dalam ruangan umum, hotel, penginapan, restoran, alat transportasi dan tempat lainnya.

 5.          Indah (Keindahan)

Tujuan: Menciptakan Lingkungan yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan, sehingga mendorong promosi ke kalangan/pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan ulang.

Bentuk aksi:

  1. Menjaga keindahan daya tarik wisata dalam tatanan yang harmoni dan alami.
  2. Menata tempat tinggal dan lingkungan secara teratur, tertib, dan serasi serta menjaga karakter lokal.
  3. Menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural.

 6.          Ramah (Keramah tamahan)

Tujuan: Menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di ”rumah sendiri” bagi wisatawan, sehingga mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar yang lebih luas.

Bentuk Aksi:

  1. Bersikap sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan.
  2. Memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan.
  3. Para petugas bisa menampilkan sikap dan perilaku yang terpuji.
  4. Menampilkan senyum dan keramahtamahan yang tulus.

7. Kenangan.

Tujuan: menciptakan memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan dapat terus membekas dalam benak wisatawan, dan menumbuhkan motivasi untuk berkunjung ulang.

Bentuk Aksi:

  1. Menggali dan mengangkat keunikan budaya lokal.
  2. Menyajikan makanan dan minuman khas lokal yang bersih, sehat dan menarik.
  3. Menyediakan cenderamata yang menarik, unik/khas serta mudah dibawa.

 Jenis Jenis Usaha Kepariwisataan

 1.  Pengertian.

Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.

Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatwan dalam penyelenggaraan pariwisata.

 2.  Jenis Usaha Pariwisata.

Menurut Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Usaha pariwisata meliputi:

  1. Daya tarik wisata.
  2. Kawasan pariwisata.
  3. Jasa transportasi wisata.
  4. Jasa perjalanan wisata.
  5. Jasa makanan dan minuman.
  6. Penyediaan akomodasi.
  7. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi.
  8. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran.
  9. Jasa informasi pariwisata.
  10. Jasa konsultan pariwisata.
  11. Jasa pramuwisata.
  12. Wisata tirta.
  13. Spa.

 Saat ini perkembangan kualitas destinasi pariwisata di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran secara umum dapat dikatakan baik, terlihat dari tanggapan dan dukungan masyarakat yang semakin meningkat, jumlah pengunjun dan lama tinggal yang semakin bertambah serta hasil yang dirasakan masyarakat semakin meluas. Namun masih banyak juga perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan untuk bisa lebih baik lagi.

            Sapta pesona juga terus diupayakan untuk bisa menjadi sifat dan unsur pengembangan daya tarik wisata untuk menjadi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sosialisasi dan penyampaian terhadap nilai-nilai tersebut dilakukan pada setiap kesempatan. Dan untuk mengenalkan logo sapta pesona hampir setiap costum sragam yang dibuat pengelola berlogokan sapta pesona. Harapan kami pengembangan dan nilai-nilai sapta pesona dapat terealisasi dengan baik di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba. Tetap Semangat dan Terus Berkarya…!!! (Sugeng Handoko)

 Sumber : Pelatihan Fasilitator PNPM Pariwisata 2011, Manajemen Konsultan Stupa dan penulis

Entry filed under: Pariwisata. Tags: , , , .

Pengembangan Ekowisata, pariwisata berbasis Masyarakat Dua hari Raup Rp. 50 Juta

19 Komentar Add your own

  • 1. tempat wisata  |  Oktober 4, 2011 pukul 12:46 pm

    Jika seluruh sapta pesona tersebut ada pada suatu tempat wisata, saya yakin tempat wisata tersebut akan sangat rame … Maju terus wisata indonesia 🙂

    Balas
    • 2. Sugeng Handoko  |  Oktober 5, 2011 pukul 8:23 am

      iya dan kita sebagai pelaku pariwisata harus ikut bertanggungjawab mengawal pariwisata Indonesia menjadi lebih baik lagi.

      Balas
    • 3. purwanti smkn 2 pariwisata 1  |  Mei 11, 2012 pukul 12:33 pm

      benar sekali, saya setuju itu, semoga dunia pariwisata bisa di kenal di sluruh dunia. amiiien 🙂

      Balas
  • 4. they shuka  |  November 19, 2011 pukul 5:01 am

    sayaa ykin jika sapta pesona trus d perthankan mka tourisme akan bnyakk trtarik mengunjungii wisata” yg adha d indonesia

    Balas
    • 5. Sugeng Handoko  |  November 23, 2011 pukul 2:53 pm

      iya sepakat….. dan harus dimuali dari hal terkecil..

      Balas
      • 6. budhi hr  |  Desember 12, 2011 pukul 9:37 am

        Implementasi konsep sapta pesona belum dilakukan secara konsisten baik oleh pemerintah maupun warga masyarakat, biasa kita ini kan kaya konsep tanpa implementasi yang genah, kita nggak pernah serius memfollow-up-i konsep2 itu, bahkan sudah milyaran rupiah anggaran sudah dikeluarkan untuk membuat studi tentang pengembangan pariwisata, Tapi hasilnya tidak optimal, salah satunya disebabkan krn program2 pembangunan tidak fokus pada satu sektor, tapi terdistribusi keberbagai sektor secara merata, coba kita belajar dari tetangga kita yg tlh berhasil menciptakan icon pariwisata dgn Menara Petronasnya.(jangan belajar dgn mereka tentang sifatnya yg sering ngaku-aku miliknya padahal milik org lain)

      • 7. Sugeng Handoko  |  Desember 14, 2011 pukul 5:05 pm

        iya pak, dan kita harus dari terkecil untuk berupaya melakukan aksi sapta pesona untuk melakukan perubahan yang besar dari hal terkecil ^_^

    • 8. purwanti smkn 2 pariwisata 1  |  Mei 11, 2012 pukul 12:39 pm

      ya. betul,, sebenarnya indonesia itu memiliki banyak daya tarik yang belum di eksplor ke masyarat luas,

      seharusnya film2 indonesia yang go international menggunakan objek wisata sebagai lokasi syutingnya,, sehingga masyarakat luas, mengenal dan mengetahuinya bahwa indonesia itu kaya akan WISATA.

      Balas
  • 9. Pulau Tidung-aja  |  Mei 22, 2012 pukul 7:42 am

    Sarana dan kenyamanan sebagai paktor penentu.

    pulau tidung

    Salam

    Balas
  • 10. adrian10fajri  |  September 20, 2012 pukul 2:39 pm

    Blognya keren..

    Silahkan berkunjung jg ke blog saya >> http://www.adrian10fajri.wordpress.com (blog Pesona Palembang)

    Salam kenal yah.. ^_^

    Balas
    • 11. Sugeng Handoko  |  September 28, 2012 pukul 9:27 pm

      iya… salam kenal juga… dari kami Pengelola Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran…

      Balas
  • 12. Rahmat Sugianto  |  September 29, 2012 pukul 9:58 am

    TRIMS…
    SALAM KENAL DARI SAYA DI TROWULAN..

    Balas
  • 13. Batu Kecubung  |  Januari 25, 2013 pukul 10:37 am

    Sayang sekali banyak tempat wisata yang belum dikelola dengan memperhatikan hal-hal tersebut..

    Balas
    • 14. Sugeng Handoko  |  Februari 2, 2013 pukul 10:37 pm

      iya dan menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk bisa melakukan hal positif walau sekecil mungkin…

      Balas
  • 15. joogja circles  |  Maret 2, 2013 pukul 11:16 am

    maju terus wisata jogja… indonesia…

    Balas
    • 16. Sugeng Handoko  |  Maret 28, 2013 pukul 5:27 pm

      amin… kta sebagai pelaku wisatanya insyaallah memiliki peran penting didalamnya.

      Balas
  • 17. ardhie  |  Maret 28, 2013 pukul 3:04 pm

    sayang sekali ada tempat wisata yang menarik tapi belum di kelola pemerintah setempat dengan baik ..

    Balas
  • 18. rajagrb99  |  September 2, 2014 pukul 12:14 pm

    boleh juga nih buat liburan smesteran tahun ini

    Balas
  • 19. Arya  |  September 27, 2016 pukul 2:40 pm

    Saya maunya pengertiannya

    Balas

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Follow IG : @GunungApiPurba

Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Translate

RSS Berita Terbaru

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Arsip Tulisan

Informasi Pengunjung

  • 506.445 Pengunjung

Pengunjung Situs Ini

Dari mana saja yang Kesasar

free counters

Website

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

Bergabung dengan 63 pelanggan lain

Cintai Desa Kita Cintai Indonesia Kita

Hubungi YM